PANDEGLANG - Dalam kunjungan kerjanya ke Desa Muruy, Kabupaten Pandeglang, Menteri Desa, Yandri Susanto, menyampaikan pesan kritis yang sering terabaikan dalam program pemberdayaan masyarakat. Ia menegaskan bahwa menciptakan produk unggulan desa, seperti paving block dari limbah PLTU, hanyalah satu langkah awal. Langkah yang jauh lebih menentukan adalah memastikan produk tersebut memiliki jalur distribusi dan pasar yang jelas dan berkelanjutan.
"Rantai ekonomi ini mesti kita jaga, kalau tidak mereka akan kecewa. Paling penting rantai ekonomi siapa beli siapa pakai produknya," tegas Menteri Yandri saat berdialog dengan masyarakat dan pengurus BUMDesa. Pernyataan ini menyentuh akar masalah klasik dari banyak program pemberdayaan di pedesaan, di mana hasil produksi masyarakat seringkali menumpuk karena tidak terserap pasar.
Sebagai bentuk komitmen nyata dan untuk memutus mata rantai masalah tersebut, Menteri Yandri secara berani mendeklarasikan diri sebagai pembeli pertama produk paving block dari Desa Muruy. Ia juga mengajak para kepala daerah, tokoh masyarakat, serta lembaga pendidikan dan pemerintah di wilayah sekitar untuk mengikuti langkahnya, sehingga tercipta permintaan awal yang dapat mendorong usaha ini bertahan dan berkembang.
Baca Juga: Ironi Peringatan Hari Antikorupsi: Bupati Ardito Wijaya Hadir Di Acara Antikorupsi Sebelum Ditangkap KPK
Pembangunan peta persebaran pasar menjadi agenda mendesak yang dicanangkan dalam workshop pemberdayaan tersebut. Peta ini tidak hanya akan mengidentifikasi potensi pembeli di instansi pemerintah, tetapi juga merambah ke sektor swasta, kontraktor, dan perorangan. Dengan pemetaan yang sistematis, produksi paving block dapat diatur sesuai dengan permintaan, menghindari produksi berlebih yang tidak efisien.
Penekanan pada aspek pemasaran dan rantai ekonomi ini mendapat apresiasi dari Kepala BNPT, Eddy Hartono. Dari perspektif keamanan, sebuah usaha masyarakat yang berjalan stabil dan menguntungkan akan memiliki daya tahan yang lebih besar. Kegagalan usaha, sebaliknya, dapat menimbulkan kekecewaan dan frustrasi, yang justru berpotensi dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang ingin mengganggu stabilitas.
Oleh karena itu, pendampingan program Desa Siapsiaga dirancang tidak hanya sampai pada fase produksi. Kemendes PDTT dan BNPT akan terus berperan aktif dalam memfasilitasi koneksi antara BUMDesa "Bersama Menes Manis Bergerak" dengan jaringan pasar yang lebih luas, termasuk potensi ekspor jika kualitas produk sudah memenuhi standar.
Filosofi yang dibangun adalah menciptakan ekosistem ekonomi desa yang mandiri dan saling terhubung. Paving block yang diproduksi dapat digunakan untuk perbaikan infrastruktur desa sendiri, peternakan domba dapat menyuburkan pertanian dengan pupuk organiknya, dan seterusnya. Siklus ekonomi internal yang kuat ini, ditambah dengan akses ke pasar eksternal, akan membentuk ketahanan desa yang hakiki.
Pelajaran dari Pandeglang ini diharapkan menjadi acuan bagi program pemberdayaan desa di seluruh Indonesia, bahwa keberhasilan diukur bukan pada dimulainya suatu usaha, tetapi pada kemampuan usaha tersebut bertahan, tumbuh, dan mensejahterakan masyarakat dalam jangka panjang, dengan rantai ekonomi yang terjaga dari hulu hingga hilir.