Bandung Semakin Nyaman Dengan Jalan Yang Halus Dan Infrastruktur Yang Merata

Sabtu, 21 Jun 2025

Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung, Yoel Yosaphat, menyoroti kondisi jalan di Bandung yang kualitasnya masih belum merata.

"Ada yang bagus dan nyaman dilalui, tetapi ada juga yang bergelombang, kapalan, bahkan dapat membahayakan pengendara," ujar Yoel.

Ia berpendapat bahwa persepsi masyarakat mengenai Bandung sebagai kota yang indah tidak seharusnya hanya terbatas pada daerah seperti Dago dan Asia Afrika.

"Kita harus memastikan bahwa semua jalan di Bandung memiliki kualitas yang setara," tegasnya.

Ia menekankan bahwa masalah jalan tidak bisa sepenuhnya dibebankan kepada pemerintah, melainkan memerlukan sinergi dari semua pihak.

"Diperlukan kerjasama antara Pemkot, DPRD, dan masyarakat. Kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini. Saya berharap dalam lima tahun ke depan semuanya akan membaik, dengan penanganan yang baik, kita bisa mewujudkan jalan yang mulus dan saluran yang lancar," katanya.

Sementara itu, Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengakui bahwa masih banyak jalan yang belum memenuhi kategori 'mantap'. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh keterbatasan anggaran.

"Jika ingin jalan yang mantap, anggarannya juga harus memenuhi kebutuhan minimal. Namun, tren anggaran sempat menurun," ungkapnya.

Didi mencatat bahwa tujuh tahun lalu, anggaran untuk peningkatan jalan sempat mencapai Rp970 miliar, tetapi kemudian turun hingga Rp220 miliar. Tahun ini, alokasi anggaran mencapai sekitar Rp440 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya.

Selain jalan, Didi juga menyampaikan mengenai kondisi kirmir (struktur penahan tanah di tepi saluran air) yang banyak jebol akibat cuaca ekstrem.

"Curah hujan yang tinggi dan tidak menentu memperburuk kondisi, sementara di banyak titik, kirmir ditempati oleh warga karena keterbatasan lahan. Ini dapat menimbulkan bahaya baru," jelasnya.

DSDABM mencatat bahwa jumlah pengaduan dari masyarakat mengenai kerusakan jalan telah menurun secara signifikan sejak dibukanya hotline pengaduan.

"Pada hari pertama bisa mencapai 400 pengaduan, sekarang tinggal 3 hingga 6 laporan per hari," kata Didi.

Meskipun demikian, jenis pengaduan kini bergeser dari jalan berlubang.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.