Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan obat berbahan alam sebagai bagian yang tak terpisahkan dari agenda transformasi kesehatan nasional.
Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kemenkes, Dita Novianti Sugandi, menyatakan bahwa pengembangan obat berbahan alam, termasuk jamu, merupakan langkah strategis yang mencerminkan kearifan lokal sekaligus memenuhi kebutuhan kesehatan modern.
"Dari jamu, kita meresapi budaya, mendapatkan manfaat kesehatan, dan melihat potensi ekonomi yang besar," kata Dita dalam acara Peringatan Hari Jamu Nasional secara daring pada hari Minggu.
Dita menjelaskan bahwa jamu bukan sekadar ramuan tradisional, melainkan cerminan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan obat berbasis bahan alam.
Salah satu contohnya adalah temulawak, yang kini diakui sebagai Tanaman Obat Indonesia Unggulan (TOIU) karena manfaatnya yang telah ditinjau dari berbagai aspek.
Menurutnya, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 telah membuka peluang yang lebih luas untuk pemanfaatan dan pengembangan obat berbahan alam dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.
Dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh setiap tanggal 27 Mei, Dita menegaskan bahwa obat tradisional kini dapat digunakan secara mandiri oleh masyarakat, serta dapat digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan formal.
Kemenkes telah memulai pelayanan klinis dengan obat berbahan alam dan mendorong pengembangan wisata kebugaran dan kesehatan berbasis produk alami di RSUP Dr. Sardjito Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Untuk mendukung keberlanjutan dari upaya tersebut, Kemenkes menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan.
"Kami berharap Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) dapat menjadi garda terdepan dalam mereplikasi inovasi ini di rumah sakit lainnya.
ujarnya.
Lebih lanjut, Dita menyatakan bahwa Gerakan Bugar dengan Jamu (Bude Jamu) yang telah dimulai sejak tahun 2015 terus dipromosikan.
Ia juga menambahkan bahwa nilai budaya jamu semakin diakui secara global setelah United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan budaya sehat jamu sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada bulan Desember 2023.
"Kita memiliki tanggung jawab yang besar untuk melestarikan warisan ini. Mari kita terus dorong inovasi dan edukasi agar obat berbahan alam menjadi solusi nyata dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," tutupnya.
Berita Terkait
Gol Maung Lwin Membawa ASEAN All Stars Mengalahkan Manchester United
404
Parade Budaya Merayakan Tradisi Ngadu Bedug Di Pandeglang
Gol Maung Lwin Membawa ASEAN All Stars Mengalahkan Manchester United
Menlu RI: ASEAN Telah Sepakat Untuk Menjaga Sentralitas
404
Parade Budaya Merayakan Tradisi Ngadu Bedug Di Pandeglang
Gol Maung Lwin Membawa ASEAN All Stars Mengalahkan Manchester United
Menlu RI: ASEAN Telah Sepakat Untuk Menjaga Sentralitas