Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus berupaya meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat. Saat ini, sektor pariwisata yang terintegrasi dengan pertanian dan peternakan dijadikan sebagai pendorong utama pertumbuhan daerah.
Pernyataan ini disampaikan oleh Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing, dalam pertemuannya dengan pimpinan Bank Indonesia Kantor Perwakilan NTT. “Dalam masa pemerintahan yang relatif singkat, kami berusaha melaksanakan program-program kerja yang telah direncanakan,” ungkapnya, Kamis (1/8/2024).
Khristofel menjelaskan bahwa hal ini bukanlah tugas yang mudah, mengingat berbagai tantangan besar telah muncul sejak awal kepemimpinannya pada tahun 2020. Selain dampak pandemi Covid-19, Sumba Timur juga harus menghadapi serangan hama belalang yang rutin serta wabah flu babi.
Wabah flu babi ini tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek sosial masyarakat. “Banyak tradisi atau adat istiadat masyarakat setempat yang berkaitan langsung dengan hewan babi,” tambahnya.
Khristofel menekankan bahwa untuk meningkatkan sosial ekonomi masyarakat, kerjasama dengan Pemkab saja tidaklah cukup. Diperlukan sinergi dengan semua pihak terkait seperti masyarakat dan dunia usaha.
Salah satu lembaga yang akan mendukung program-program Pemkab Sumba Timur adalah Bank Indonesia (BI). Khristofel berharap kerjasama antara mereka dan BI dapat berjalan dengan baik.
Kepala Kantor Perwakilan BI NTT, Agus Sistyo Widjajati, menyambut baik rencana sinergi dengan Pemkab Sumba Timur. Namun, mengenai implementasinya, akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan-pertemuan mendatang.
Agus mengakui bahwa sektor pariwisata alam merupakan keunggulan Kabupaten Sumba Timur. Namun, dia juga menyoroti bahwa sektor pertanian di wilayah tersebut masih belum optimal karena produktivitas yang rendah.
Produksi beras hanya sekitar 4 ton per hektare, sementara jagung 3 ton per hektare,” ujarnya. Wilayah ini sebenarnya terkenal sebagai salah satu sentra produksi jagung.
Oleh karena itu, pembukaan lahan pertanian menjadi salah satu prioritas kebijakan Pemkab Sumba Timur. Menurut Khristofel, masih ada 40 hektare lahan yang bisa digarap oleh petani milenial tetapi memerlukan dukungan untuk operasionalnya.
Jika rencana ini terealisasi, diharapkan akan meningkatkan produktivitas sektor pertanian di sana. “Selain itu juga bisa dimanfaatkan untuk sektor lainnya seperti peternakan dan pariwisata,” ujarnya.
Berita Terkait
404
404